Minggu, 13 Desember 2009

George Soros; Sang Ekonom Terkaya Di Amerika



Kemarin pada kolom mari mengenal yang lalu, udah ditulis tentang John Maynard Keynes yang dikenal dengan keahliannya dalam bidang ekonom tersebut. Sekarang, P’Mails juga akan memperkenalkan George Soros, keahliannya dalam dunia ekonomi juga patut diacungkan jempol. George Soros dilahirkan pada 12 Agustus 1930 di Budapest, Hungaria. George dilahirkan dari pasangan penulis Esperanto, yaitu Theodoro Schwartz, yang dikenal banyak orang sebagai yahudi asal Hungaria. Dan George pun mengubah nama keluarganya menjadi Soros tepat pada tahun 1936. George menamatkan pendidikan formalnya hingga jenjang paling tinggi di London Schools of Economics ditahun 1952. Ia pun jadi emigrasi berbarengan dengan kepindahannya ditahun 1956. Ia orang Amerika yang mampu menjadi speculator keuangan, investor saham, philanthropist, serta juga ikut berkecimpung diorganisasi politik.
Soros tersohor karena dikenal sebagai orang yang menghancurkan Bank Of England ditahun 1992. Soros melakukan pembelian jangka pendek dari surat berharga di Inggris sebanyak US$ 10 milyar, dan mengkoversi ke Poundsterling. Sebagai akibatnya, suku bunga jadi meningkat lebih dari Negara lain dalam mekanisme nilai tukar eropa, dan akhirnya Bank Of England mendevaluasikan Poundsterlingnya. Tahu nggak, Soros meraup keuntungan sebesar US$ 1,1 Milyar dari kejadian tersebut.
Alhasil, dari kekayaannya yang ditaksir mencapai US$ 8,5 Milyar, Soros dimasukkan ke daftar orang terkaya di Amerika. Majalah Forbes yang telah membuat nama Soros berkibar sampai kemana-mana kala itu. Pendidikan dan kepercayaannya sangat terinfluence oleh para filsuf semisal Karl Popper sewaktu Soros masih menimba ilmu di London School of Economics. Tak pernah lelah, Soros berkomitmen pada konsep filsafat Fallibilisme yang mana menjelaskan mengenai suatu hal yang diyakini pada kenyataan mungkin salah, dank karena hanya terus dipertanyakan dan ditingkatkan atau diperbaiki.
Selain bergiat dalam kesehariannya, Soros juga bergiat sebagai penulis lho. Tulisan-tulisannya yang bernas yang menyorot tentang refleksitas, dimana kondisi individu bisa terlihat ketika memasuki transaksi pasar. Hal tersebut mampu merubah fundamental ekonomi. Nah, mungkin apa yang disampaikan dalam teori Soros nggak asing lagi telinga kita, katanya, transaksi-transaksi biasanya ditandai oleh ketidakseimbangan pasar daripada keseimbangan pasar. Karenanya, hipotesa pasar efisien tidak terjadi pada situasi tersebut. Istilah Soros yang paling populer sepanjang masa adalah ketidakseimbangan dinamis, ketidakseimbangan statis, dan kondisi dekat keseimbangan. Bravo! (Dodi Prananda, SMA Negeri 1 Padang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar