Dodi Prananda, lahir di Padang 16 Oktober 1993. Studi di Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia. Menulis satu buku kumpulan puisi dan puluhan antologi bersama. Folllow: @pranandadodi dan Kunjungi: www.dodiprananda.wordpress.com
Rabu, 25 Februari 2009
DIMENSI PUISI
Sajak-Sajak Oleh Dodi Prananda
Orang bilang negeri ini pengkhianat
dasar kecun dunia ini!
serba muhal di atas tangan penggawa
mengenang nasib kami dalam nikmat antri,
dalam duka peluh,
penat dan derai air mata
menunggu harga diri di bagikan dalam kantong sembako
meleburkan hasratku untuk ingin mati saja
orang bilang negeri ini pengkianat
memberikan moral palsu pada sanak saudara
yang antri di kolong jembatan
mencari harga diri untuk di gadaikan
Kampung jao, 2008
Mempersunting bumi
hendak mempersunting bumi
dalam perhelatan di tengah hangat dan dinginnya pertikaian
rusuh! demo dimana-mana
sorak menyatu dalam riang anak-anak penjual suara yang rakus di jalanan,
sedang lolong anjing kian sama dengan merdunya
suara deru kendaraan jalanan yang yang minta makan,
di lorong sempit ini
janji di titahkan padaku, mempersunting bumi
dan tengadah pada mata hati ini
kampong jao, 2008
Memuntahkan kata-kata
dari kaca mata redup ini,
sayup ucapan dalam kata-kata basi
di kursi petinggi hendak mual –kami-
rakyat berderai, gelimang rakus kekuasaan
porak-porandalah sendi mati ini
di kursi petingi,
–dalam rapat-rapat suci yang memuntahkan kata-kata-;
kata-kata basi
mengobral janji pada negeri yang di pertelanjangkan
di tengah haru biru dunia ini
alangkah sendu,
di kursi petingi dalam janji yang terus dimuntahkan;
kata-kata basi
pada kami, rakyat yang kehilangan harga diri
Padang, 2008
Bulan meringkuk di jemariku
bulan meringkuk di jemariku
dingin ataupun hangat bersatu
padu,
matamu menengadah pada corak rindu bulan:
bulan yang meringkuk di jemariku
2008
Kau menyobek lukaku di malam itu
menyelimuti luka dalam hati
perih, menelan untai kata-kata indah
luka yang menghanyutkan derai hati
dan air mata
kau menyobek lukaku di malam itu,
menghunus jiwaku dengan belati kemunafikan
membabat pipihnya hati, sungguh mengenang
robek luka, menakutkan jiwa
berderak sunyi ketika kau menyobek lukaku
di malam itu
Agustus, 2008
Pada sosok Ibunda
Kapan ibu pulang?
Waktuku telah habis dalam masa penantian
Menjelang rindu yang membayang
Di pangkuan ibunda dari pinta anakmu
Yang kini kedinginan dalam selang waktu
Dan akupun teridur pulas mengenang
Mu,
Di jarum detik ini
2008
Biografi Singkat
Dodi Prananda. Lahir di Padang 16 Oktober 1993. Menulis sejumlah tulisan seperti Cerpen dan puisi hingga artikel yang di Muat di Haluan, Padang Ekspres, Singgalang, P’Mails, Aneka yess, dan berbagai media yang tersebar hingga luar kota. Bergiat di yayasan Citra Budaya Indonesia, Sanggar Sastra Pelangi. Karyanya bisa dilihat di www.dodiprananda.blogspot.com atau www.pujanggamenulis.blogspot.com ktitik dan saran di: vjhay_dodi@yahoo.co.id.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar