Dodi Prananda, lahir di Padang 16 Oktober 1993. Studi di Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia. Menulis satu buku kumpulan puisi dan puluhan antologi bersama. Folllow: @pranandadodi dan Kunjungi: www.dodiprananda.wordpress.com
Jumat, 27 Februari 2009
ZOOM
Jantung Buatan ala Ilmuwan Perancis
Keberhasilan ilmuwan Prancis ini setidaknya membuat orang yang menderita penyakit jantung akan dapat tersenyum mendengarnya. Pasalnya jantung buatan ini dapat di cangkokkan di dalam tubuh manusia sehingga bisa menjadikan harapan baru bagi ribuan penderita penyakit jantung. Meskipun kabarnya jantung buatan ini akan diujicobakan pada dua atau tiga tahun mendatang. Walaupun belum pernah diuji coba di tubuh manusia, jantung buatan ini telah sukses diuji coba di seekor binatang mamalia besar.
Jantung buatan ini adalah hasil jerih payah sebuah perusahaan yang didukung oleh raksasa angkasa EADS serta perusahaan bedahn jantung terbesar di Prancis. Sedangkan biaya Finansial pembuatannya berasal dari pembiayaan oleh perusahan keuangan Truffle Capital, BUMN Prancis OSEO. jantung buatan dari bahan plastik yang dapat berdetak layaknya sebuah jantung asli.”Jantung Plastik” ini menggunakan sensor elektronik untuk mengontrol detak jantung dan juga aliran darah yang mengalir ke dalamnya.Tentu saja, jantung buatan ini akan membuka peluang besar bagi manusia yang memang mempunyai jantung yang bermasalah tetapi di lain sisi, harganya yang mencapai US$ 192.140 (sekitar 2 milyar Rupiah) akan memberikan penyakit jantung yang baru.
"Pada saat ini, prototip jantung buatan sudah dipatenkan dan sedang menjalani tes praklinis," kata perusahaan itu. Perusahaan tersebut juga menjelaskan perangkat tersebut memegang fungsi layaknya jantung manusia dimana jantung tersebut secara otomatis menjaga tekanan dan aliran darah sesuai kebutuhan yang menggunakannya. Ahli jantung asal Prancis, Alain Carpentier, yang mengembangkan jantung buatan ini adalah pakar terkenal dalam memperbaiki katub jantung. Dia juga sudah membuat sejumlah katub buatan yang digunakan secara luas pada bedah jatuh.
"Saya terbentur dengan batasan terapi dan saya pikir saya dapat memberikan kontribusi lain,” katanya seperti dikutip dari Harian Prancis Le Monde. Ia menambahkan masih perlu dua atau tiga tahun lagi sebelum bisa diuji coba pada manusia.(Dodi Prananda, SMAN 1 Padang, berbagai sumber)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar